This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 24 Februari 2012

Pembangunan ekonomi


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Ekonomi
GDP PPP Per Capita IMF 2008.svg
Kategori umum
Ekonomi mikro · Ekonomi makro
Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi  · Pendekatan heterodoks
Bidang dan subbidang
Behavioral  · Budaya  · Evolusi
Pertumbuhan  · Pengembangan  · Sejarah
Internasional · Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan
Kesehatan  · Buruh  · Manajerial
Bisnis Informasi  · Informasi · Game theory
Organisasi Industri  · Hukum
Pertanian  · Sumber daya alam
Lingkungan · Ekologis
Kota · Pedesaan  · Kawasan
Peta ekonomi
Teknik
Matematika  · Ekonometrika
Eksperimental · Neraca nasional
Daftar
Jurnal · Publikasi
Kategori · Topik · Ekonom
Portal.svg Portal Bisnis dan ekonomi
Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
  • Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
  • Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
  • Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Faktor

Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

[sunting] Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi

[sunting] Pertumbuhan ekonomi

  • Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.
  • Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
  • Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
  • Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  • Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
  • Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih banyak

[sunting] Pembangunan ekonomi

  • Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
  • Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya.
  • Memperhatikan pertambahan penduduk.
  • Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  • Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.
  • Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi perubahan – perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

[sunting] Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak, baik positif maupun negatif.

[sunting] Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

  • Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
  • Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
  • Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
  • Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
  • Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

[sunting] Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

  • Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
  • Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

Perkembangan Ekonomi Makro Eropa


Senin kemarin, BPS merilis data statistik ekonomi makro Indonesia, dan sekali lagi, datanya tampak bagus. Hingga September 2011, inflasi semakin terkontrol di level 4.6%. Sementara neraca ekspor impor pada periode Januari – Agustus 2011 tercatat surplus US$ 20 milyar, naik 81.9% dibanding periode yang sama tahun 2010. Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2011 tercatat 6.5%, dan tingkat pengangguran pada Februari 2011 tercatat hanya 6.8%, sangat baik. Dengan asumsi data-data tersebut akurat, maka sepertinya memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fundamental ekonomi Indonesia. We’re definitely fine. Tapi bagaimana dengan Yunani dan kawan-kawan?

Berdasarkan data dari IMF, pada tahun 2010 lalu Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi minus 5.1%, paling rendah diantara 183 negara yang disurvey IMF. Namun Yunani bukan satu-satunya negara yang mencatat pertumbuhan minus. Terdapat setidaknya 19 negara yang mencatat pertumbuhan ekonomi minus pada 2010, termasuk dua negara yang cukup besar secara perekonomian, yaitu Spanyol dan Irlandia. Sementara dari daftar negara dengan pertumbuhan ekonomi kurang dari 2%, terdapat nama-nama beken Eropa lainnya, seperti Belanda, Perancis, Portugal, dan Italia. Itu tahun 2010, lalu bagaimana dengan data terbaru?

Kita tahu bahwa masalah krisis utang Eropa mulai berkembang sejak tahun 2010, atau bahkan mungkin sejak tahun 2009. Penulis masih ingat ketika event Piala Dunia pada pertengahan 2010 lalu, pemberitaan tentang krisis utang Eropa ‘berhasil’ menghantam IHSG hingga terkoreksi sekian persen. Saat ini sudah lewat setahun lebih, namun sepertinya krisis tersebut bukannya mereda tetapi malah semakin parah. It means, mungkin ada yang salah dengan perkembangan ekonomi Yunani sepanjang tahun 2011 ini, dan mungkin juga negara-negara Eropa lainnya. Okay, mari kita cek.

Berdasarkan data dari Hellenic Statistical Authority (BPS-nya Yunani), pertumbuhan ekonomi Yunani pada kuartal II 2011 kembali minus, bahkan lebih dalam, yaitu minus 7.3%. Tingkat pengangguran pada periode yang sama tercatat 16.3%, jauh lebih buruk dari Indonesia. Yang agak bagus hanyalah inflasi, yang pada Agustus 2011 tercatat 1.7%. Sepertinya data perekonomian Yunani yang semakin memburuk tersebut-lah, yang membuat bursa-bursa saham global kembali dihantui krisis pada saat ini. Pada tahun 2009 lalu, rasio utang Yunani terhadap GDP-nya tercatat 127%. Angka tersebut diperkirakan akan membengkak menjadi 173% pada tahun 2012, karena GDP Yunani sendiri malah terus saja turun. Sejauh ini, IMF sudah menyalurkan €65 milyar ke Yunani. Namun sepertinya, Yunani memang membutuhkan bailout kedua, cepat atau lambat.

Dua negara yang belakangan ikut terancam bailout adalah Spanyol dan Italia. Pada kuartal II 2011, Spanyol dan Italia masing-masing mencatat pertumbuhan ekonomi 0.7% dan 0.8%. Sementara dua negara yang sudah menerima paket bailout, Irlandia dan Portugal, mencatat pertumbuhan ekonomi 1.6% dan -0.9%. Berikut adalah data ekonomi makro terbaru (as of October 4, 2011) dari negara-negara Eropa yang sudah disebutkan diatas, diurutkan berdasarkan data pertumbuhan ekonomi (klik gambar untuk memperbesar).



Dari data diatas, maka akan kelihatan kenapa dunia kembali diguncang kekhawatiran akan krisis Eropa. Yunani tidak hanya mencatat pertumbuhan ekonomi yang sangat minus, namun data penganggurannya juga cukup buruk, hanya kalah dari Spanyol. Sementara Portugal juga ikut-ikutan mencatat pertumbuhan ekonomi negatif, padahal tahun 2010 kemarin pertumbuhan ekonomi Portugal masih positif. Spanyol dan Italia dikhawatikan akan menjadi pasien IMF berikutnya, mungkin karena pertumbuhan ekonominya yang kurang dari 1%. Italia sendiri memang punya utang yang gede, yaitu 118.4% dari GDP-nya, pada akhir tahun 2010 lalu (mungkin sekarang udah naik lagi). Sementara Spanyol, utangnya memang lebih rendah dari GDP-nya, tapi catatan penganggurannya kelewat jelek. Perancis mungkin untuk sementara ‘terselamatkan’ oleh catatan inflasinya yang paling rendah diantara semuanya. Tapi kalau kedepannya dia turut mencatat pertumbuhan ekonomi negatif, maka bukan tidak mungkin Perancis akan menjadi sasaran tembak IMF berikutnya.

Secara keseluruhan, perkembangan ekonomi dari negara-negara Eropa yang disebutkan diatas memang mengalami kemunduran dibanding perkembangan pada tahun 2010 lalu. Itu belum termasuk beberapa negara kecil yang juga mengalami masalah serupa. Contohnya Islandia, yang mencatat pertumbuhan ekonomi minus 4%. Jadi mungkin emang gak salah kalau kemarin IMF merilis prediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global akan melambat, karena pengaruh dari Eropa ini. Tapi tidak semua negara besar di Eropa mengalami kemunduran. Jerman masih mencatat pertumbuhan ekonomi 3.7% pada kuartal II 2011, sementara tingkat penganggurannya turun dari 2.52% menjadi 2.50%. Tapi memang kalau dibandingkan dengan negara-negara Asia seperti Cina, atau bahkan Indonesia, ‘prestasi’ Jerman tersebut masih belum ada apa-apanya.

Terus bagaimana dengan perkembangan ekonomi Amerika Serikat (AS)? Pada kuartal II 2011, AS mencatat pertumbuhan ekonomi 1.3%, inflasi 3.8%, dan tingkat pengangguran 9.1%, data yang sama sekali gak bagus-bagus amat dibanding Eropa. Dan mengingat utang AS juga besar, yaitu 101.1% GDP-nya, maka mungkin kalau nanti ribut-ribut soal krisis utang Eropa ini mereda, perhatian dunia akan kembali tertuju kepada AS.

Lalu sebenarnya apa sih, yang menyebabkan krisis Eropa yang terjadi pada saat ini? Ya karena utang di masa lalu, apa lagi. Tapi kalau menurut penulis, sepertinya terdapat semacam siklus global, dimana setiap wilayah di seluruh dunia akan kebagian ‘jatah krisis’ setiap beberapa waktu sekali. Jadi ketika satu wilayah mengalami kemunduran ekonomi, wilayah lainnya mengalami kemajuan, dan hal tersebut terjadi secara bergantian dari waktu ke waktu. Ketika terjadi Great Depression pada tahun 1930-an, perekonomian AS hancur berkeping-keping sementara industri di Eropa terus berkembang. Pasca perang dunia kedua pada tahun 1950-an, giliran AS yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat ditengah keterpurukan Asia dan Eropa, terutama Jepang dan Jerman. Pada akhir dekade 1990-an, hampir seluruh wilayah Asia, termasuk Indonesia, dilanda krisis, sementara Eropa ketika itu menikmati pertumbuhan kemakmuran yang signifikan. Sekarang ketika Eropa menerima ‘giliran’ krisis, dan mungkin juga AS, perekonomian Asia justru meningkat pesat, dipimpin oleh Cina.

Tapi berkaitan dengan pasar modal, pertumbuhan ekonomi Cina yang mencapai 9.5% pada kuartal II 2011 ternyata tidak berdampak positif pada bursa sahamnya. Para investor disitu sepertinya tetap mengkhawatirkan perkembangan ekonomi di Eropa sana, dan alhasil bursa saham di Hongkong, Shanghai, dan Shenzen, hingga hari ini terus saja turun dibanding posisinya pada akhir 2010 lalu. Ketika artikel ini ditulis, Indeks Hangseng berada di posisi 16,250, turun 29.5% dibanding posisi akhir 2010.

Lalu bagaimana dengan bursa saham di Indonesia? Well, anda bisa melihatnya sendiri.

PERKEMBANGAN EKONOMI

Situasi perekonomian Indonesia memburuk sejak awal 1998 hingga memasuki triwulan kedua. Depresiasi rupiah yang besar disertai kekeringan yang parah telah mengakibatkan inflasi yang tinggi selama lima bulan pertama tahun 1998. Selain itu kondisi keuangan sistem perbankan makin merosot seiring dengan makin dalamnya krisis ekonomi. Tekanan pada nilai tukar dan cadangan devisa juga semakin berat dengan tidak diakuinya kredit perdagangan dan kredit lainnya dari perbankan Indonesia oleh bank-bank asing. Untuk mengatasi masalah-masalah ini Kabinet Reformasi Pembangunan memprioritaskan upaya pengadaan sembilan bahan pokok dan upaya menggerakkan roda perekonomian nasional. Perkembangan ekonomi dalam negeri akan diuraikan lebih lanjut setelah pembahasan perkembangan ekonomi internasional pada bagian awal.

Perkembangan Ekonomi Indonesia

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA
Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.
Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998. (grafik 1)
alt
Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.